Notification

×

PMKRI Gelar Webinar Kaderisasi sebagai Investasi Peradaban di Usia ke-78

Minggu, 25 Mei 2025 | Mei 25, 2025 WIB Last Updated 2025-05-25T14:14:40Z
Tangkapan layar Webinar PMKRI yang bertajuk "78 Tahun PMKRI: Kaderisasi Sebagai Investasi Peradaban", Sabtu (24/5/2025). Foto: dok PMKRI
Jakarta, Fakta Line – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Thomas Aquinas menggelar webinar bertajuk "78 Tahun PMKRI: Kaderisasi sebagai Investasi Peradaban", pada Sabtu, 24 Mei 2024. Acara ini menjadi bagian dari peringatan 78 tahun berdirinya organisasi tersebut.


Webinar yang diselenggarakan oleh Presidium Pendidikan dan Kaderisasi, Marianus D. Humau, membahas peran strategis kaderisasi dalam membangun sumber daya manusia yang berintegritas dan berkomitmen terhadap kemajuan peradaban.


Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Susana F. M. Kandaimu, menegaskan bahwa kaderisasi merupakan fondasi utama organisasi dalam mencetak pemimpin yang berintegritas dan berjiwa sosial.


"Selama 78 tahun perjalanan PMKRI, kaderisasi telah menjadi pondasi utama dalam memastikan regenerasi kepemimpinan yang berintegritas. Kaderisasi bukan sekadar formalitas, tetapi proses yang membawa nilai-nilai keadilan sosial, kemanusiaan, dan spiritualitas dalam tiap langkah para kader," ujar Susana dalam sambutannya.


Dalam memaparkan perspektif spiritualitas dalam proses kaderisasi, Romo A. Setyo Wibowo, SJ, menekankan bahwa keberhasilan kaderisasi sangat bergantung pada pembentukan integritas pribadi kader.


"Kaderisasi sebagai investasi itu bisa berhasil dan bisa gagal. Kembali pada proses yang membentuk integritas seorang kader. Sebab, kaderisasi bukan hanya soal kepemimpinan, tapi juga soal membentuk pribadi yang berlandaskan nilai-nilai religius dan sosial untuk melayani masyarakat secara tulus dan berkelanjutan," jelas Romo Setyo.


Dewan Pertimbangan PMKRI, Restu Hapsari, menggarisbawahi pentingnya internalisasi nilai “tiga benang merah” dan penguatan identitas kader sebagai respons terhadap tantangan zaman.


"Berguna atau tidaknya seorang kader PMKRI untuk masyarakat, bangsa, dan negara ditentukan oleh keseluruhan komitmen dan dedikasinya dalam berproses di organisasi. Seterusnya, pasca berorganisasi, mereka masuk ke ruang-ruang publik masyarakat berbekal ilmu dan kompetensi dengan tempaan tiga benang merah dan enam identitas PMKRI," ujarnya.


Ia menambahkan, "Di tengah tensi politik antar-elit yang dapat memicu ketegangan dan perdebatan publik, PMKRI sebagai wadah perjuangan dan pengkaderan harus melahirkan tokoh yang bukan hanya mengerti politik praktis, tapi juga memiliki integritas moral dan visi besar untuk kemajuan bangsa."


Sementara akademisi yang juga alumni PMKRI, Tarsisius Tukijan, turut menyampaikan pentingnya membangun ekosistem intelektual dalam proses kaderisasi. Menurutnya, distribusi kader ke berbagai sektor merupakan bentuk konkret kaderisasi lintas generasi.


"Kaderisasi PMKRI adalah proses strategis dan historis dalam membentuk mahasiswa Katolik yang mampu menjawab tantangan zaman. Di mana tidak hanya berkompeten secara akademik, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di berbagai sektor," jelasnya.


Ia menutup pemaparannya dengan menekankan pentingnya adaptasi proses kaderisasi terhadap perubahan zaman. "Untuk merawat kaderisasi lintas generasi di zaman modern yang mengalami banyak perubahan karena perkembangan teknologi, karakter generasi muda (Gen Z dan Alpha), serta tantangan sosial-politik yang lebih kompleks, proses kaderisasi harus dipetakan sesuai basis masing-masing kader serta didampingi fasilitator atau mentor yang tepat," ujarnya.


Webinar ini menjadi momentum reflektif sekaligus penguatan komitmen kader PMKRI dalam menjadikan kaderisasi sebagai investasi utama demi kemajuan bangsa. PMKRI menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan kader yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan spiritual yang mendalam.**